Tawakal Kepada Allah Ketika Mendidik Anak
Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary
Tawakal Kepada Allah Ketika Mendidik Anak merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary dalam pembahasan Mendidik Anak Tanpa Amarah. Kajian ini disampaikan pada Selasa, 4 Muharram 1444 H / 2 Agustus 2022 M.
Sebatas Inilah Kadar Manusia
Pada pertemuan sebelumnya kita telah membahas “sebatas inilah kadar manusia”, yaitu kita perlu menyerahkan urusan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Apapun yang kita inginkan, tetap yang terjadi adalah keinginan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Apapun yang kita kehendaki tetap yang terjadi adalah kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka setelah berikhtiar maksimal seorang muslim wajib bertawakal (menyerahkan urusannya) kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Ada beberapa buah dari tawakal, di antaranya:
Allah mencintai orang-orang yang bertawakal
Allah mengatakan:
فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
“Bertawakallah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala mencintai orang-orang yang bertawakal.” (QS. Ali ‘Imran[3]: 159)
Demikian juga di dalam mengemban sebuah tugas yang berat (mendidik anak), kita perlu menyerahkan urusan kepada Allah. Jika kita telah bertekad untuk mendidik anak-anak dengan pendidikan yang terbaik, kita perlu bertawakal kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mencukipi hamba yang bertawakal
Allah mengatakan dalam surah At-Talaq ayat 3:
وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
“Barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya.” (QS. At-Talaq[65]: 3)
Ketika hati kita sandarkan kepada Allah, maka hati akan kuat dan akan mampu mengemban tugas-tugas yang berat. Tapi jika hati tidak disandarkan kepada Allah maka hati akan lemah. Karena Allah akan menjauhkan orang yang bertawakal dari gangguan setan yang bisa melemahkan hatinya. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan:
ﺇِﺫَﺍ ﺧَﺮَﺝَ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞُ ﻣِﻦْ ﺑَﻴْﺘِﻪِ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺑِﺴْﻢِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺗَﻮَﻛَّﻠْﺖُ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪِ، ﻟَﺎ ﺣَﻮْﻝَ ﻭَﻟَﺎ ﻗُﻮَّﺓَ ﺇِﻟَّﺎ ﺑِﺎﻟﻠَّﻪِ، ﻗَﺎﻝَ : ﻳُﻘَﺎﻝُ ﺣِﻴﻨَﺌِﺬٍ : ﻫُﺪِﻳﺖَ، ﻭَﻛُﻔِﻴﺖَ، ﻭَﻭُﻗِﻴﺖَ، ﻓَﺘَﺘَﻨَﺤَّﻰ ﻟَﻪُ ﺍﻟﺸَّﻴَﺎﻃِﻴﻦُ، ﻓَﻴَﻘُﻮﻝُ ﻟَﻪُ ﺷَﻴْﻄَﺎﻥٌ ﺁﺧَﺮُ : ﻛَﻴْﻒَ ﻟَﻚَ ﺑِﺮَﺟُﻞٍ ﻗَﺪْ ﻫُﺪِﻱَ ﻭَﻛُﻔِﻲَ ﻭَﻭُﻗِﻲَ؟
“Jika seseorang keluar dari rumahnya dan membaca doa: ‘Dengan menyebut nama Allah, aku bertawakal kepada Allah, tidak ada daya dan upaya kecuali dari Allah’, maka akan dikatakan kepadanya: ‘Kamu telah diberikan petunjuk, kecukupan dan perlindungan.’ Maka setan-setan akan menyingkir darinya. Setan yang lain berkata: ‘Bagaimana kamu dapat mengganggu seorang hamba yang telah mendapatkan petunjuk, kecukupan dan perlindungan.’” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi, Shahih)
Tawakal akan mendatangkan kelapangan rezeki
Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memberikan rezeki kepada orang-orang yang bertawakal. Tentunya keshalihan anak juga merupakan rezeki dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka ketika kita bertawakal -khususnya di dalam mendidik/membimbing mereka- maka Allah akan memberikan rezeki berupa keshalihan kepada anak-anak kita.
Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan:
لَوْ أَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ
“Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakal, niscaya Allah Subhanahu wa Ta’ala akan melimpahkan rezeki kepada kamu.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Al Hakim)
Maka rezeki yang kita tunggu dan kita nanti dari Allah adalah keshalihan anak-anak kita. Itu adalah rezeki yang mungkin lebih berharga daripada kita mendapatkan emas dan perak. Dapatpun kita materi yang melimpah tapi Allah tidak memberikan keshalihan kepada anak, seakan-akan semua rezeki itu tidak berarti.
Maka bertawakallah kepada Allah, mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan rezeki berupa anak yang shalih.
Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download dan simak mp3 kajiannya.
Download mp3 Kajian
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/51992-tawakal-kepada-allah-ketika-mendidik-anak/